Postingan

Jalan Persimpangan

Menikah itu rumit. Menikah itu mempertemukan kebiasaan yang tidak sesuai dalam satu ikatan. Kadang terasa sesak seperti tidak bisa bernafas. Setelah menerima pinangan seorang lelaki, 3 bulan sebelum hari pernikahan yang telah ditentukan, aku pindah kerja ke sebuah hotel bintang 3 sebagai Receptionist. Aku menemukan dunia baru disana, aku mengenal banyak orang baru dengan karakter yang sangat-sangat baru. Aku punya teman dekat bernama Yusuf, laki-laki yang selalu lembut padaku. Bukan, hubungan kami hanya sekedar teman dan teman dekatku ini adalah seorang Gay. Dari curhatan Yusuf setiap hari padaku tentang pacar-pacarnya dan bagaimana mereka melakukan hubungan itu, aku tahu bagaimana karakter, kebiasaan dan ciri-ciri laki-laki Gay. Sampai suatu hari, aku menyadari sesuatu. Ya, sesuatu yang membuatku tidak bisa tidur selama berhari-hari. Bahwa, calon suamiku memiliki kesamaan dengan semua karakter, kebiasaan dan ciri-ciri itu. Aku berharap kesimpulanku salah. Di suatu kesempatan aku senga

Jalan Buntu

Apakah pernikahan hanya mengandalkan keberanian? Aku pernah berani sekali untuk menikah. Tapi hasilnya tidak baik. Bukan karena aku bertemu orang yang salah, namun karena saat itu aku tidak berpikir dengan jelas kenapa aku ingin menikah dan aku tidak mengerti aku ingin menjalani sisa hidupku dengan orang seperti apa. Aku seorang gadis biasa yang meskipun sudah mandiri tapi tidak banyak keberanian untuk mengatakan kemauan kepada orangtua, akhirnya setelah 2 tahun bekerja dan tidak ada hasil,  berpikir ingin menikah. Menurutku semua itu sangat logis. Nantinya akan ada yang membantuku menanggung beban pikiran, tenaga dan materi. Tapi pernikahan lebih rumit dari yang aku bayangkan. Sampai akhirnya pernikahan itu gagal dan menjadi pukulan besar bagiku.